Penerapan kurikulum 2013 yang sebentar
lagi akan diterapkan mengundang beberapa wacana salah satunya siapkah
guru sebagai pelaksana kurikulum itu sendiri. Wacana tentang adanya
kurikulum baru membuat sebagian guru dihadapkan pada pilihan siap atau
tidak. Abduh Zein, praktisi pendidikan dari Universitas Paramadina dalam
perbincangannya dengan radioidola.fm, Senin (1/4) pagi mengatakan,
persoalan kurikulum baru muncul di antaranya terkait argumentasi dan
implementasi.
Seperti diketahui, perubahan kurikulum baru ini
menyedot anggaran yang besar. Dia mengimbau kenapa bukan metode belajar
yang diubah, bukan kurikulumnya. Dia mencontohkan, jika alasan untuk
mengubah generasi bangsa masa depan, mengapa pelajaran IPA justru
dikeluarkan dari kurikulum?
Menurutnya, substansi kurikulum baru ini nantinya justru membuat siswa tidak bisa berekspresi.
Namun,
ditengarai Kemendikbud tetap ngotot memberlakukan kurikulum yang baru,
dengan pertimbangan banyak alasan. Abduh mengungkapkan, Kemendikbud
merasa kurukulum baru sudah bagus, dan tidak mebutuhkan masukan terkait
hal tersebut.
Sementara, Febri Hendri, koordinator divisi monitoring pelayanan publik
ICW mengendus adanya "sesuatu" terkait ngotonya Kemendikbud menerapkan
kurikulum yang baru.
Secara sustansi, dirinya juga sependapat dengan
Abduh, bahwasanya kurikulum baru dengan penggabungan mata pelajaran
adalah salah.
Perlu pelatihan bagi jutaan guru yang tersebar di Indonesia
Karena
menurut dia perlu pelatihan bagi jutaan guru yang tersebar di Indonesia
pascapembentukan kurikulum baru. Ditegaskan Abduh, perubahan kurikulum
harus disertai perubahan seting pola pikir (mindset) guru bersangkutan.
Namun, yang terpenting, syarat dan konsep gurunya juga harus lebih
cermat.
Pribadi Anda sendiri siapkah dengan kurikulum 2013 atau malah sama sekali belum tahu?
Seperti diketahui, perubahan kurikulum baru ini menyedot anggaran yang besar. Dia mengimbau kenapa bukan metode belajar yang diubah, bukan kurikulumnya. Dia mencontohkan, jika alasan untuk mengubah generasi bangsa masa depan, mengapa pelajaran IPA justru dikeluarkan dari kurikulum?
Menurutnya, substansi kurikulum baru ini nantinya justru membuat siswa tidak bisa berekspresi.
Namun, ditengarai Kemendikbud tetap ngotot memberlakukan kurikulum yang baru, dengan pertimbangan banyak alasan. Abduh mengungkapkan, Kemendikbud merasa kurukulum baru sudah bagus, dan tidak mebutuhkan masukan terkait hal tersebut.
Secara sustansi, dirinya juga sependapat dengan Abduh, bahwasanya kurikulum baru dengan penggabungan mata pelajaran adalah salah.
Karena menurut dia perlu pelatihan bagi jutaan guru yang tersebar di Indonesia pascapembentukan kurikulum baru. Ditegaskan Abduh, perubahan kurikulum harus disertai perubahan seting pola pikir (mindset) guru bersangkutan. Namun, yang terpenting, syarat dan konsep gurunya juga harus lebih cermat.
Pribadi Anda sendiri siapkah dengan kurikulum 2013 atau malah sama sekali belum tahu?