Yuks Dorong Anak Didik Menjadi Generasi Kreatif dan Peduli!

Yuks Dorong Anak Didik Menjadi Generasi Kreatif dan Peduli!

oleh: Rosaria Lia
Concerned Generation atau generasi peduli harus dibentuk sejak dini, begitu pula dengan kreatifitas. Sekolah menjadi salah satu tempat utama anak menghabiskan sebagian besar waktunya. Mereka belajar, menimba ilmu, bermain, berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman dan guru di sekolah selama 7 hingga 8 jam setiap harinya. Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan daya pikir anak. Selain keluarga, sekolah menjadi tempat dan langkah awal anak untuk membangun fondasi yang baik dan kuat, bukan hanya dari segi kemampuan intelektual dan pengetahuan, namun juga perkembangan diri dan kemampuan emosional secara pribadi.

 

Guru adalah fasilitator dan pendidik utama dalam proses perkembangan anak didik. Dewasa ini perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional menempati porsi yang sama. Logika dan rasa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Berfikir maupun bertindak akan menjadi faktor pendukung kesuksesan anak didik. Apa yang seharusnya dilakukan guru untuk membantu perkembangan anak menuju generasi kreatif secara intelektual dan peduli secara emosional?

1. Jadilah teman atau partner anak didik

 

Guru menjadi orang tua kedua, teman dan partner terdekat dengan anak didik, yang berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif dengan mereka. Dengan mendekatkan diri, menempatkan diri menjadi teman anak didik, hubungan guru dan anak didik akan terasa lebih dekat, karena jarak terkadang menjadi kendala untuk membangun komunikasi. Belajar dengan serius ketika akan menghadapi ujian, bercanda di waktu istirahat, duduk bersama anak didik ketika mereka ada masalah untuk dipecahkan, mendengarkan curhat dan komunikasi-komunikasi sederhana dengan anak didik bisa menjadi ramuan jitu untuk memenangkan hati dan perhatian mereka. Dengan duduk dekat dengan anak didik, kita akan lebih bisa memahami karakter dan kemauan mereka. Terlebih lagi, anak didik akan melihat guru sebagai figur untuk dicontoh. Sebagaimana mereka diperlakukan, seperti itulah mereka akan memperlakukan teman ataupun orang-orang yang mereka temui.

2. Belajar mengajar kreatif

 

Explore kemampuan anak dengan cara mendorong anak untuk berfikir out of the box. Hal ini akan memacu anak untuk berfikir secara kreatif yang akan memunculkan ide-ide baru, pemikiran-pemikiran baru dan solusi-solusi baru ketika menghadapi masalah, baik dalam pelajaran maupun kehidupan sehari-hari. Demikian juga dengan cara pengajaran kurikulum yang diberikan, jangan hanya terbatas pada apa yang tertulis, melainkan cari cara-cara baru, informasi-informasi baru dan bahan-bahan baru, tanpa harus berubah dari tujuan dasar yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.

3. Picu keingintahuan anak

 
Dari rasa ingin tahu akan muncul banyak pertanyaan. Dari banyak pertanyaan itu akan membentuk pola pikir yang kritis. Untuk itu, selalu sajikan materi pelajaran yang dapat memicu pertanyaan anak, perbanyak diskusi dan explorasi masalah untuk dipecahkan bersama-sama sehingga materi yang diajarkan akan merangsang daya pikir mereka untuk selalu berfikir secara logis dan ilmiah. Dampingi anak untuk mencari jawaban dari setiap rasa keingintahuan yang diajukan. Perlu diperhatikan, di level ini, anak didik memiliki anggapan bahwa guru adalah orang yang menurut mereka serba tahu sehingga mereka akan banyak berharap jawaban dari guru mereka. Oleh karena itu, guru harus selalu terupdate dan terlatih untuk menghadapi berbagai kondisi anak, persiapkan diri juga untuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga dari anak didik.

4. Ajari anak untuk percaya pada kemampuan diri

 
Setiap anak bertalenta. Hal ini adalah pemikiran dasar yang harus dimiliki seorang guru. Jika guru percaya dengan apa yang bisa dilakukan oleh anak didik, apa yang bisa dilakukan oleh mereka bahkan bisa beyond our expectation, melebihi apa yang kita bayangkan. Beri mereka support, semangat dan motivasi. Selalu ada buat mereka sehingga mereka tidak akan merasa sendiri dalam menyikapi situasi dan tantangan yang dihadapi. Temukan dan ketahui talenta masing-masing anak dan dorong mereka untuk menggali lebih mengenai talenta itu. Jika ada anak suka basket misalnya, ajak anak untuk menekuni bidang itu. Demikian juga jika anak suka pelajaran matematika, gali dan bimbing mereka untuk mengekspore lebih kemampuannya.

Menghadapi, memahami dan mengekplore kemampuan anak hingga maksimal memang bukan hal yang mudah dilakukan. Dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan passion untuk profesi yang satu ini. Namun jika sudah panggilan, menjadi bagian dari kehidupan dan perkembangan anak didik menjadi hal yang tidak bisa dilewatkan ya? Bapak ibu guru pasti lebih tahu bagaimana rasanya menjadi bagian dari kesuksesan anak didik. Mari menjadi bagian dari mereka, dalam porsi kita masing-masing...mencapai perkembangan diri anak menjadi generasi peduli dan kreatif. Selamat berkarya.
Admin

Sebatas Catatan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Iklan di tengah Postingan 2