Yuks Dorong Anak Didik Menjadi Generasi Kreatif dan Peduli!
Concerned Generation atau generasi peduli harus dibentuk sejak dini, begitu pula dengan kreatifitas. Sekolah menjadi salah satu tempat utama anak menghabiskan sebagian besar waktunya. Mereka belajar, menimba ilmu, bermain, berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman dan guru di sekolah selama 7 hingga 8 jam setiap harinya. Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan daya pikir anak. Selain keluarga, sekolah menjadi tempat dan langkah awal anak untuk membangun fondasi yang baik dan kuat, bukan hanya dari segi kemampuan intelektual dan pengetahuan, namun juga perkembangan diri dan kemampuan emosional secara pribadi.
Guru
adalah fasilitator dan pendidik utama dalam proses perkembangan anak
didik. Dewasa ini perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional
menempati porsi yang sama. Logika dan rasa adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Berfikir maupun bertindak akan menjadi faktor
pendukung kesuksesan anak didik. Apa yang seharusnya dilakukan guru
untuk membantu perkembangan anak menuju generasi kreatif secara
intelektual dan peduli secara emosional?
1. Jadilah teman atau partner anak didik
1. Jadilah teman atau partner anak didik
Guru
menjadi orang tua kedua, teman dan partner terdekat dengan anak didik,
yang berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif dengan mereka.
Dengan mendekatkan diri, menempatkan diri menjadi teman anak didik,
hubungan guru dan anak didik akan terasa lebih dekat, karena jarak
terkadang menjadi kendala untuk membangun komunikasi. Belajar dengan
serius ketika akan menghadapi ujian, bercanda di waktu istirahat, duduk
bersama anak didik ketika mereka ada masalah untuk dipecahkan,
mendengarkan curhat dan komunikasi-komunikasi sederhana dengan
anak didik bisa menjadi ramuan jitu untuk memenangkan hati dan perhatian
mereka. Dengan duduk dekat dengan anak didik, kita akan lebih bisa
memahami karakter dan kemauan mereka. Terlebih lagi, anak didik akan
melihat guru sebagai figur untuk dicontoh. Sebagaimana mereka
diperlakukan, seperti itulah mereka akan memperlakukan teman ataupun
orang-orang yang mereka temui.
2. Belajar mengajar kreatif
2. Belajar mengajar kreatif
Explore kemampuan anak dengan cara mendorong anak untuk berfikir out of the box. Hal
ini akan memacu anak untuk berfikir secara kreatif yang akan
memunculkan ide-ide baru, pemikiran-pemikiran baru dan solusi-solusi
baru ketika menghadapi masalah, baik dalam pelajaran maupun kehidupan
sehari-hari. Demikian juga dengan cara pengajaran kurikulum yang
diberikan, jangan hanya terbatas pada apa yang tertulis, melainkan cari
cara-cara baru, informasi-informasi baru dan bahan-bahan baru, tanpa
harus berubah dari tujuan dasar yang berhubungan dengan materi yang
diajarkan.
3. Picu keingintahuan anak
3. Picu keingintahuan anak
Dari
rasa ingin tahu akan muncul banyak pertanyaan. Dari banyak pertanyaan
itu akan membentuk pola pikir yang kritis. Untuk itu, selalu sajikan
materi pelajaran yang dapat memicu pertanyaan anak, perbanyak diskusi
dan explorasi masalah untuk dipecahkan bersama-sama sehingga materi yang
diajarkan akan merangsang daya pikir mereka untuk selalu berfikir
secara logis dan ilmiah. Dampingi anak untuk mencari jawaban dari setiap
rasa keingintahuan yang diajukan. Perlu diperhatikan, di level ini,
anak didik memiliki anggapan bahwa guru adalah orang yang menurut mereka
serba tahu sehingga mereka akan banyak berharap jawaban dari guru
mereka. Oleh karena itu, guru harus selalu terupdate dan terlatih untuk
menghadapi berbagai kondisi anak, persiapkan diri juga untuk
pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga dari anak didik.
4. Ajari anak untuk percaya pada kemampuan diri
4. Ajari anak untuk percaya pada kemampuan diri
Setiap
anak bertalenta. Hal ini adalah pemikiran dasar yang harus dimiliki
seorang guru. Jika guru percaya dengan apa yang bisa dilakukan oleh anak
didik, apa yang bisa dilakukan oleh mereka bahkan bisa beyond our expectation, melebihi apa yang kita bayangkan. Beri mereka support, semangat
dan motivasi. Selalu ada buat mereka sehingga mereka tidak akan merasa
sendiri dalam menyikapi situasi dan tantangan yang dihadapi. Temukan dan
ketahui talenta masing-masing anak dan dorong mereka untuk menggali
lebih mengenai talenta itu. Jika ada anak suka basket misalnya, ajak
anak untuk menekuni bidang itu. Demikian juga jika anak suka pelajaran
matematika, gali dan bimbing mereka untuk mengekspore lebih
kemampuannya.
Menghadapi, memahami dan mengekplore kemampuan anak hingga maksimal memang bukan hal yang mudah dilakukan. Dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan passion untuk profesi yang satu ini. Namun jika sudah panggilan, menjadi bagian dari kehidupan dan perkembangan anak didik menjadi hal yang tidak bisa dilewatkan ya? Bapak ibu guru pasti lebih tahu bagaimana rasanya menjadi bagian dari kesuksesan anak didik. Mari menjadi bagian dari mereka, dalam porsi kita masing-masing...mencapai perkembangan diri anak menjadi generasi peduli dan kreatif. Selamat berkarya.
Menghadapi, memahami dan mengekplore kemampuan anak hingga maksimal memang bukan hal yang mudah dilakukan. Dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan passion untuk profesi yang satu ini. Namun jika sudah panggilan, menjadi bagian dari kehidupan dan perkembangan anak didik menjadi hal yang tidak bisa dilewatkan ya? Bapak ibu guru pasti lebih tahu bagaimana rasanya menjadi bagian dari kesuksesan anak didik. Mari menjadi bagian dari mereka, dalam porsi kita masing-masing...mencapai perkembangan diri anak menjadi generasi peduli dan kreatif. Selamat berkarya.
Tags:
Budaya dan Pendidikan