Guru merupakan tokoh utama perubahan
di dunia pendidikan. Sehebat apapun kurikulum, semegah apapun gedung
bangunan sekolah, secanggih apapun inovasi pendidikan, tanpa hadirnya
sosok guru yang sejati dan professional, sumber daya manusia seperti
apakah yang akan dihasilkan? Begitulah kiranya prakata awal penulis buku
ini, pun juga seorang aktivis Guru Indonesia menjelaskan Kegagalan
terbesar dari sistem pendidikan kita bukanlah terletak dari masalah
lemahnya pendidikan, melainkan terletak pada masalah ketidakmampuan
pendidikan menyadarkan terhadap realitas permasalahan yang ada. Mungkin
kita tidak menyadari akan hal itu, namun tidak bagi Asep Sapa’at dalam
sebuah buku nya ini mencoba mengkritik dan mengkonsepsikan batas
profesionalitas seorang guru. Selain itu banyak kisah heroik dari para
guru yang penuh dedikasi tinggi untuk mencerdaskan generasi masa depan
bangsa diungkap dan di kemas secara komprehensif.
Seperti Guru Erin misalnya, yang mana dalam kisahnya sebagai guru kreatif di tengah konflik sosial, salah satu kreatifitasnya yakni mampu mengubah hidup para siswanya lewat aktivitas menulis. Kecintaan akan profesi membuat Erin tetap bertahan menjadi guru, walau kadang harus menerima tantangan yang dating mendera. Tidak hanya Erin, pun juga ada banyak kisah Guru kreatif lainnya yang melawan segala keterbatasan, berkomitmen untuk menjadi guru yang terbaik. (hal 20)
Kisah-kisah tersebut dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain guna memperbaiki cara mengajar dan bersikap, bahkan dalam memandang profesi demi menyelamatkan masa depan generasi bangsa.
Kini kita sudah selayaknya bercermin dalam bingkai pendidikan Indonesia, begitu kompleks permasalahan yang kian hari bertambah, pembelajar sejati kian terkikis dan mencoreng corp pendidikan. Lihat saja, tidak sedikit guru yang hanya menjadikan dirinya sebatas profesi belaka, mengejar selembar sertifikasi, membocorkan UN dan lain-lain.
Untuk itu buku ini mengajak para guru dan pendidik lainnya untuk berdedikasi, berinovasi dalam mengembangkan kreatifitas siswa atau pelajar hingga mampu mencetak kepribadian yang unggul. Membaca buku ini seakan melecut kita sebagai guru untuk selalu terus meng-upgrade diri dan ilmu yang dimiliki. Oleh karena itu menjadi Guru hebat siapa takut!
Judul buku : Stop Menjadi Guru
Penulis : Asep Sapa’at
Penerbit : PT. Tangga Pustaka
Tahun terbit : 2012
Tebal : xxii + 288 hlm; 21 cm
ISBN : 979-083-069-6
Peresensi: Nursodik Ibnu Nurhadi, mahasiswa Fakultas Syari’ah Prodi Konsentrasi Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang
Seperti Guru Erin misalnya, yang mana dalam kisahnya sebagai guru kreatif di tengah konflik sosial, salah satu kreatifitasnya yakni mampu mengubah hidup para siswanya lewat aktivitas menulis. Kecintaan akan profesi membuat Erin tetap bertahan menjadi guru, walau kadang harus menerima tantangan yang dating mendera. Tidak hanya Erin, pun juga ada banyak kisah Guru kreatif lainnya yang melawan segala keterbatasan, berkomitmen untuk menjadi guru yang terbaik. (hal 20)
Kisah-kisah tersebut dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain guna memperbaiki cara mengajar dan bersikap, bahkan dalam memandang profesi demi menyelamatkan masa depan generasi bangsa.
Kini kita sudah selayaknya bercermin dalam bingkai pendidikan Indonesia, begitu kompleks permasalahan yang kian hari bertambah, pembelajar sejati kian terkikis dan mencoreng corp pendidikan. Lihat saja, tidak sedikit guru yang hanya menjadikan dirinya sebatas profesi belaka, mengejar selembar sertifikasi, membocorkan UN dan lain-lain.
Untuk itu buku ini mengajak para guru dan pendidik lainnya untuk berdedikasi, berinovasi dalam mengembangkan kreatifitas siswa atau pelajar hingga mampu mencetak kepribadian yang unggul. Membaca buku ini seakan melecut kita sebagai guru untuk selalu terus meng-upgrade diri dan ilmu yang dimiliki. Oleh karena itu menjadi Guru hebat siapa takut!
Judul buku : Stop Menjadi Guru
Penulis : Asep Sapa’at
Penerbit : PT. Tangga Pustaka
Tahun terbit : 2012
Tebal : xxii + 288 hlm; 21 cm
ISBN : 979-083-069-6
Peresensi: Nursodik Ibnu Nurhadi, mahasiswa Fakultas Syari’ah Prodi Konsentrasi Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang
Tags:
Pendidikan